Kekasihku
Menginjak
semester 3 di Universitas Gunadarma, saya mulai mengenal seseorang. Seorang wanita
yang kelak akan menjadi kekasih saya. Dalam pandangan saya dia memang tidak
terlalu cantik, akan tetapi ada hal lain yang membuat saya begitu tertarik
kepadanya. Dia akan selalu tersenyum meskipun saya sedang menyimpan rasa kesal.
Saat ini hubungan saya dengannya sudah menginjak usia 17 bulan. Di dalam
hubungan kami memang sering terjadi berbagai kendala dan masalah. Sering pula
kami selalu bertengkar untuk hal-hal yang sepele. Akan tetapi, semua masalah
itu tidak menjadikan kami berpisah.
Sudah
banyak kenangan yang kami lalui bersama, susah dan senang sudah kami tempuh
dalam perjalanan waktu hubungan kami. Saya sangat bersyukur dengan mengenalnya,
karena bagi saya mengenalnya adalah perubahan pada diri saya. Saya bukan
seorang yang mudah untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menghadapi
permasalahan dengan orang lain, akan tetapi dia menenangkan emosi saya yang
sedang meluap-luapnya. Senyumnya membuat saya merasa sangat tenang, seakan-akan
tidak ada masalah yang saat itu saya hadapi.
Sulit
sekali bagi saya untuk melupakannya di kala kami bertengkar. Hal yang membuat
saya begitu sulit adalah dikala dia begitu manjanya dengan mata yang berbinar. Harapan
yang saya pendam dalam hati ini adalah bahwa kami dapat bersama selamanya. Dengan
wajahnya yang manis, dia selalu membuat saya terpikat. Saya memang bukan
terlahir dari keluarga bangsawan atau hartawan. Saya tidak bisa memberikan
kepadanya harta yang melimpah dengan segala kemewahannya. Akan tetapi saya
dapat memberikan hati yang akan selalu mencintainya.
Kepada
kekasihku, akan aku ucapkan sebuah kalimat untukmu :
“
Wahai engkau yang menerangi hatiku di kala gelap dan membangunkannya di kala
jatuh. Engkau telah mengajarkanku bagaimana rasa sayang, bagaimana rasanya
dicintai. Bagiku engkau adalah harta yang begitu berharga. Bagi agama Islam
yang kita anut bersama, engkau adalah pilar untuk melahirkan satu generasi yang
dapat membawa agama ini kepada kejayaan. Janganlah engkau berpaling kepada
syaithan, karena dengan begitu cinta dan sayangku akan menguap seperti air yang
mendidih. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar